![]() |
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto (kemeja putih) menyapa dan berjabat tangan dengan sejumlah pekerja Pasukan Oranye |
Kota Bekasi, MSIR-COM — Permasalahan sampah di Kota Bekasi telah mencapai titik darurat. Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Bekasi, Tri, dalam sambutannya pada apel peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Kota Bekasi 2025 di Alun-Alun M. Hasibuan. Peristiwa longsornya sampah akibat hujan beberapa waktu lalu menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah membutuhkan perhatian serius dan segera.
Ancaman Penutupan TPA Bantargebang dan Solusi Pemilahan Mandiri
Tri mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang yang telah menerima beberapa kali peringatan. "Jika dibayangkan tempat tersebut ditutup, akan menjadi kendala besar di Kota Bekasi. Maka dari itu, kita bisa memilah sendiri sampah yang bisa dimanfaatkan," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
Gerakan Sedekah Sampah dan Inovasi Daur Ulang Berbasis Teknologi
Pemerintah Kota Bekasi mengusung konsep pengelolaan sampah berkelanjutan yang memadukan teknologi dan partisipasi warga. Salah satu inisiatif yang digalakkan adalah program "sedekah sampah" yang rutin digelar setiap hari Jumat di kantor-kantor. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pemilahan sampah dari sumbernya.
Selain itu, Wali Kota Tri juga menyoroti pemanfaatan teknologi daur ulang plastik yang diolah menjadi kantong ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga mendukung ekonomi sirkular di Kota Bekasi.
Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzyme dan Pakan Maggot
Tak hanya sampah anorganik, sampah organik pun didorong untuk dimanfaatkan secara lokal. Sisa buah dan sayur diolah menjadi eco-enzyme, cairan fermentasi yang terbukti efektif untuk membersihkan lingkungan, seperti yang telah diterapkan selama pandemi COVID-19.
Warga juga diajak untuk berinovasi dengan mengubah sampah anorganik menjadi pakan maggot. Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada TPA, tetapi juga mendukung industri daur ulang lokal. Sebagai contoh keberhasilan, Tri menyebutkan bahwa pabrik daur ulang kertas di Mustika Jaya telah berhasil menembus pasar Singapura, menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari pengelolaan sampah yang tepat.
Komitmen Pemerintah Kota Bekasi untuk Inovasi Berkelanjutan
Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun, Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen untuk berinovasi dalam pengelolaan sampah. Sinergi antara pemerintah, pihak swasta, dan para pedagang ditekankan untuk terus menerapkan pemilahan sampah dari diri sendiri.
"Kita satukan gerakan, karena tiap pajak yang dibayar dari hasil masyarakat sendiri tentunya balik lagi ke masyarakat dalam mengurus sampah setiap harinya," tutup Tri, menegaskan bahwa upaya pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama demi lingkungan yang lebih baik. (Ndoet/Dokpim). [■]
Tim Redaksi, Editorial: Iwan Iskandar
**Untuk Pengiriman: 👇
PRESS RELEASE, UNDANGAN PELIPUTAN, KERJASAMA PUBLIKASI dan IKLAN . hubungi: WHATSAPP: 0812-8175-4849.
*Follow the: 🫱 mediaseputarindonesiaraya.com
*Channel on WhatsApp: 👇https://whatsapp.com/channel/0029Vatmniz6hENvr9h8AF16
Biar kagak ketinggalan update berita menarik setiap hari.🙏